Prodi Teknik Kimia S-1 ITN Malang Dapat Tiga Hibah Pendanaan Kemendikbud, Salah Satunya Matching Fund – Kedaireka 0
Malang, ITN.AC.ID – Program Studi Teknik Kimia S-1 Institut Teknologi
Nasional (ITN) Malang mendapat tiga hibah pendanaan sekaligus dari
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbud RI. Istimewanya,
ketiga hibah tersebut didapat dalam waktu yang hampir bersamaan. Yakni,
Matching Fund – Kedaireka (Kedaulatan Indonesia dalam Reka Cipta),
Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa (PHP2D) 2021, dan
Program Kreativitas Mahasiswa-Gagasan Tertulis (PKM-GT) 2021.
Kepala
Program Studi Teknik Kimia S-1, Mohammad Istnaeny Hudha, ST MT merasa
bangga, meskipun masa pandemi dosen dan mahasiswa masih terus
berpartisipasi dan berprestasi. Bahkan sebelumnya, di tahun lalu Teknik
Kimia sudah mendapat hibah MBKM, serta berkesempatan mengikuti TOT
Center of Excellence MBKM di Bali.
“Ini prestasi yang cukup
menggembirakan bagi Teknik Kimia dan ITN Malang. Ditengah pandemi kami
masih bisa berpartisipasi dalam program Dikti. Teknik Kimia baru saja
mendapatkan hibah program Matching Fund Kedaireka, kerjasama Teknik
Kimia dan Arsitektur. Kemudian PHP2D yang diikuti oleh himpunan
mahasiswa, serta PKM-GT. Semoga kedepannya Teknik Kimia semakin
termotivasi,” ujar Istnaeny akrab disapa, yang melakukan pertemuan
bersama tim dan wartawan lewat Zoom meeting, Senin (19/7/2021).
Matching
Fund adalah bentuk nyata dukungan dari Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia untuk penciptaan kolaborasi
dan sinergi strategis antara Insan Dikti (lembaga perguruan tinggi)
dengan pihak Industri.
Ketua pelaksana kegiatan, Dr Nanik Astuti
Rahman, ST MT menjelaskan, Kedaireka merupakan kegiatan yang
menjembatani dunia pendidikan dengan dunia industri. Atau yang biasa
disebut kerjasama dengan dunia usaha dan dunia industri-DUDI. Setiap
kebutuhan yang ada di dunia industri bisa langsung ditanggapi atau
disesuaikan oleh pendidikan tinggi. Dengan begitu, kebutuhan akan tenaga
kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri bisa segera tercapai.
Kedaireka
ITN Malang menggarap pengolahan limbah pertanian di Desa Sumberejo,
Kota Batu untuk menunjang perencanaan eduwisata ekologi. Kampus Biru
menggandeng badan usaha milik desa (Bumdes) Desa Sumberejo sebagai
mitra. Tim dosen juga turut melibatkan mahasiswa dalam setiap kegiatan
Kedaireka.
“Setiap hari di Desa Sumberejo ada sekitar 5 ton
limbah sayuran yang hanya dibiarkan. Bahkan, ada yang dibuang begitu
saja ke sungai. Padahal di bawahnya ada sekitar 24 desa (yang dilalui
sungai), maka ke 24 desa tersebut tentunya akan mengalami pencemaran,”
kata Nanik.
Oleh sebab itu, limbah sayuran tersebut akan diolah
menjadi POC (Pupuk Organik Cair) dengan bantuan MOL (Mikroorganisme
Lokal). MOL bentuk cair (larutan) merupakan mikroorganisme untuk
pengganti EM4 dalam pembuatan pupuk cair yang juga akan diproduksi
sendiri. Ide ini berawal dari hasil penelitian salah satu wisudawan
terbaik Teknik Kimia ITN Malang yang mengangkat pengolahan limbah
organik menjadi starter pupuk organik cair.
“Selain sayuran di
Sumberejo juga ada 500 liter limbah whey keju tiap harinya. Limbah
sayuran dan whey keju ini akan diolah menjadi MOL. Kami akan mengedukasi
masyarakat untuk bisa mengurangi ketergantungan terhadap mikroorganisme
komersial. Dari penggunaan pupuk kimia beralih ke pupuk organik.
Sehingga akan bisa swasembada pupuk targetnya,” sambun Nanik.
Hal
senada juga diungkapkan Dwi Ana Anggorowati, ST. MT salah satu anggota
tim. Menurut Ana akrab disapa, bila selama ini dalam pembuatan pupuk
menggunakan mikroorganisme EM4. Maka, whey keju akan dimanfaatkan
sebagai mikroorganisme lokal atau MOL sebagai starter dalam pembuatan
pupuk organik cair.

“Whey keju merupakan limbah hasil samping dari pembuatan keju. Jadi,
whey ini nanti akan dibuat mikroorganisme lokal atau MOL yang akan
dijadikan sebagai starter untuk menguraikan limbah,” ujar Ana.
Selain
pembuatan pupuk organik, Kedaireka juga melakukan program eduwisata.
Pasalnya, Desa Sumberejo memiliki potensi wisata petik sayur. Nanti, tim
akan mengkombinasikan wisata petik sayur dengan program pengolahan
limbah dalam eduwisata. Kedaireka akan merancang kedua program tersebut
sampai tahun 2025, sehingga akhir dari program ini adalah digitalisasi
untuk eduwisata dan marketing.
“Dalam program Matching Fund
Kedaireka, kami akan melakukan pelatihan, pendampingan dan kurasi dalam
mengolah limbah sayur sebagai penunjang dalam penciptaan eduwisata
ekologi. Kesadaran masyarakat untuk mengelola dan mengolah lingkungan
secara mandiri dan kreatif menjadi salah satu indikator keberhasilan
dalam proses knowledge ini,” tandasnya. (me/Humas ITN Malang)
Tim
program Matching Fund Kedaireka ITN Malang (kiri) bersama Kepala Desa
Sumberejo Kota Batu dan tim badan usaha milik desa (Bumdes) Barokah
sebagai mitra. (Foto: Istimewa)
Tim Kedaireka ITN Malang saat mengunjungi badan usaha milik desa (Bumdes) Barokah Desa Sumberejo Kota Batu. (Foto: Istimewa)